Pernah dengar penyakit kambuhan? Iya, betul penyakit kambuhan tuk penderita kambuhan, alias berkala dan berulang dengan siklus yang pasti (pun tak pasti). Nah, satu hal yang aku baru alami sendiri dan buktikan kebenarannya, aku benar-benar harus bertanya kepada petugas yang berwenang, betulkah aku lebih bodoh dari keledai (buridan)? Lagi-lagi aku kecewa dengan mata normalku. Ya, aku harap-harap cemas saat kembali dengan resep dokter di tanganku. Mengintip sejenak dan...hasilnya tetap sama. Mataku normal, tidak plus pun minus sedikit pun. Tapi entah mengapa aku sangat cemas...
Bagaimana aku nanti harus basa-basi dengan mereka yang tidak bisa lihat jauh, yang memilih deretan paling depan di pertunjukan opera, yang tidak bisa lagi membaca sambil tiduran dan mungkin cepat pusing bila baca buku dalam keadaan setengah gelap. Lalu belum lagi sopan santun pada orang tua yang bermata plus, fiuh..ehm, iya om..oh enggak saya keliatan kok jarak segitu..iyah..heem..*tengsin berat bo. Nanti, mungkin akhir minggu aku akan minta pengklasifikasian kelainan mata pada pihak yang berwenang. Agar masing-masing hidup di akuarium yang tepat, dengan komunitas yang tepat. Karena lagi-lagi aku kecewa, patah hati dan bahkan patah arang pada mereka yang menilai manusia dari agamanya.
Berapa ribu kali Isa Almasih perlu turun ke dunia dan berkata bahwa Ia tak beragama, tak bicara latin, tak menulis arab, dan perduli setan dengan semua ritual dan konservatifnya orang tua. Nanti pun kita membawa diri sendiri, pahala dan dosa sendiri, untuk keselamatan sendiri.
Bagaimana aku nanti harus basa-basi dengan mereka yang tidak bisa lihat jauh, yang memilih deretan paling depan di pertunjukan opera, yang tidak bisa lagi membaca sambil tiduran dan mungkin cepat pusing bila baca buku dalam keadaan setengah gelap. Lalu belum lagi sopan santun pada orang tua yang bermata plus, fiuh..ehm, iya om..oh enggak saya keliatan kok jarak segitu..iyah..heem..*tengsin berat bo. Nanti, mungkin akhir minggu aku akan minta pengklasifikasian kelainan mata pada pihak yang berwenang. Agar masing-masing hidup di akuarium yang tepat, dengan komunitas yang tepat. Karena lagi-lagi aku kecewa, patah hati dan bahkan patah arang pada mereka yang menilai manusia dari agamanya.
Berapa ribu kali Isa Almasih perlu turun ke dunia dan berkata bahwa Ia tak beragama, tak bicara latin, tak menulis arab, dan perduli setan dengan semua ritual dan konservatifnya orang tua. Nanti pun kita membawa diri sendiri, pahala dan dosa sendiri, untuk keselamatan sendiri.


Nah mungkin kacamata baca seukuran ini paling pantas untuk orang-orang taat beragama penutup mata batin itu. Duh...!! Shame on you, guys....
No comments:
Post a Comment